Karangan Ilmiah
Anak Punk Terlihat dari Sudut Pandangan Budaya
Sebelum membahas
seputar anak-anak punk anda harus tahu bahwa punk bukan lahirnya dari negara
kita Indonesia, punk lahirnya dari negara London Inggris. Budaya yang
lahir bersama dengan gerakan-gerakan hak yang pada intinya melawan
otoritarisme. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan
skinhead. Lalu apa penyebabnya sehingga budaya atau komunitas punk bisa
masuk ke Indonesia?
Pada masa kini dengan adanya globalisasi, banyak sekali kebudayaan yang
masuk ke Indonesia. Sehingga tidak dipungkiri lagi muncul banyak sekali
kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Kelompok-kelompok tersebut muncul
dikarenakan adanya persamaan tujuan dari masing-masing individu, maka muncul
kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Kelompok-kelompok social itu
diantaranya terbentuk dari beberapa anak muda yang mempunyai tujuan serta
mempunyai sebuah tujuan dan ideologi yang sama,anak punk tersebut sangat
menyukai degan budayanya sendiri,karena mereka sengat mencintai dengan hal-hal
jalanan maupun tentang punk.
Dengan gaya dandanan rambut di cat dihadapkan keatas serta memakai
anting-anting. Setiap hari mereka biasa berkumpul di pusat keramaina kota,
seperti perempatan atau dipertigaan jalan, dan memiliki gaya khas tersendiri.
Namun kadang mereka juga menempati lahan kosong maupun bangunan-bangunan yang
tidak terpakai. Mereka melakukan aktivitas seperti makan dan tidur juga di
tempat itu. Dan kita juga akan sering menjumpai pada acara-acara musik atau
konser. Mereka mempunyai motto equality (persamaan hak), karna itulah banyak
diantara remaja-remaja yang tertarik dengan komunitas itu. “Punk” hanya aliran
tetapi jiwa dan kepribadian pengikutnya, akan kembali lagi ke masing-masing
individu.
Anak punk yang berada di jalanan ada
sebagian masih sekolah, namun tidak sedikit yang tidak bersekolah. Mereka yang
tidak sekolah biasanya memang sudah lepas dari orang tua, mereka yang
benar-benar sudah hidup terbiasa di jalanan. Sehingga tidak ada kontrol sama
sekali dari keluarga mereka. Banyak kegiatan yang mereka lakukan saat berada di
jalanan antara lain dengan cara mengamen, ada juga yang menjadi pengatur jalan
(polisi cepek) di perempatan atau pertigaan, dan sebagainya. Mereka melakukan
semua itu beralasan hanya untuk mencari sesuap nasi, karena dengan cara-cara
itu mereka bisa mendapatkan uang. Namun sebagian anak punk juga ada yang
menjual segala sesuatu tentang punk mulai dari t-shirt, kaset CD, jaket,
aksesoris punk dan sebagainya dijual di sebuah toko kecil yang biasa mereka
sebut dengan distro.dan anak punk tersebut jika ada konser-konser,anak punk
tersebut berkumpul dalm satu tempat untuk berunding atau sebagainya.dan
biasanya didalam konser tersebut sebagian besar anak tersebut berkelahi dengan
ank yang lainnya.
Perilaku kehidupan komunitas punk di (Indonesia) bagi masyarakat luas
dianggap sebagai perilaku yang menyimpang identik dengan sebuah kekerasan,
pengacau, berandal, dan sebagainya. Bagi mereka kekerasan hanyalah suatu
tindakan bodoh namun entah kenapa hampir setiap acara musik yang diadakan oleh
mereka selalu terjadi keributan. Kekerasan yang mereka lakukan kadang muncul
karena dari pengaruh minuman keras. Minuman keras sudah tidak terlepas dari
kehidupan mereka yang sebagian besar memang peminum minuman keras.
Kekerasan dalam komunitas mereka sendiri tidak jarang terjadi. Perkelahian
antar anak Punk atau sekedar saling melakukan tindakan kekerasan ketika mereka
berjoget didepan panggung sebuah acara musik punk. Kekerasan saat mereka
menikmati musik ini seperti sudah menjadi sebuah ritual dalam komunitas punk.
Saling memukul dan saling menendang bahkan bergulat bergulingan menjadi hal
yang biasa saat mereka berjoget mengikuti irama lagu. Hal ini mereka anggap
sebagai ungkapan kebebasan. Dalam komunitas ini kekerasan tidaklah menjadi
sesuatu yang anti sosial. Menurut mereka, mereka melakukan kekerasan biasanya
karena mereka diganggu lebih dahulu. Namun mereka bukanlah sumber dari
kekacauan.
Menurut ilmu sosiologi, perilaku seseorang dipengaruhi pada empat faktor.
Pertama lingkungan keluarga, ketika orang tua mengajarkan perilaku sopan santun terhadap anak mulai dari usia dini dan memperhatikan serta melakukan kontrol terhadap kehidupan mereka. Maka seseorang anak akan terbiasa untuk melakukan kebiasaan yang diajarkan oleh orang tua. Namun ketika orang tua tidak melakukan itu, maka anak akan sangat mudah dipengaruhi oleh faktor lingkungan lainnya.
Pertama lingkungan keluarga, ketika orang tua mengajarkan perilaku sopan santun terhadap anak mulai dari usia dini dan memperhatikan serta melakukan kontrol terhadap kehidupan mereka. Maka seseorang anak akan terbiasa untuk melakukan kebiasaan yang diajarkan oleh orang tua. Namun ketika orang tua tidak melakukan itu, maka anak akan sangat mudah dipengaruhi oleh faktor lingkungan lainnya.
Kedua faktor pertemanan, pada usia remaja anak akan lebih sering bersama
teman karena masa ini adalah mereka mulai mengerti indahnya memiliki teman.
Sehingga mereka mulai merasa ada rasa kenyamanan dan timbul kepercayaan tentang
apa yang dikatakan seorang teman dari pada keluarga. Karena kadang orang tua
kurang bisa mengerti apa yang anak inginkan. Maka mereka lebih percaya teman
yang biasanya bisa lebih mengerti keadaannya. Namun disinilah akan timbul sisi
positif atau negatif, sebab tidak semua yang dianggap teman oleh anak
memberikan suatu solusi positif.
Ketiga adalah lingkungan sekolah, merupakan rumah kedua bagi para remaja
yang memperoleh pendidikan formal dan dididik oleh para guru. Lingkungan ini
merupakan temapt untuk mencari ilmu dan belajar meningkatkan kemampuan daya
fikirnya. Sehingga dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan yang penting,
sebab guru bagaikan pengganti orang tua. Karena itu diperlukan guru yang arif
bijaksana, mau membimbing dan mendorong anak didik untuk aktiv dan maju,
memahami perkembangan remaja serta seorang yang dapat dijadikan tauladan.
Keempat adalah faktor lingkungan sekitar, sebagian besar seorang anak akan
terbentuk karakternya karena faktor lingkungan mereka tinggal. Karena secara
tidak disengaja maupun disengaja perilaku anak akan meniru apa yang mereka
lihat yang biasa dilakukan pada lingkungan sekitar mereka tinggal. Contoh anak
yang hidup di lingkungan para pecandu narkoba, maka tanpa ada kontrol dari
beberapa pihak seperti keluarga ataupun dari kesadaran diri mereka sendiri akan
mudah untuk terjun pada dunia itu. Jadi para orang tua sebaiknya berhati-hati
dalam mendidik anaknya. Berikan mereka sebuah kebebasan namun ada batasnya.
Sehingga anak tidak mereasa tertekan dengan hanya kemauan orang tua, namun
mereka akan merasakan kenyamanan yang mereka inginkan.
Kemungkinan terjadinya anak punk tersebut kurangnya perhatian dari lingkungan
keluarga,atau kurang dukungan di lingkungan keluarganya,sehingga
memutuskan untuk menjadi anak punk,yang menurut masyarakat tidak baik atau bisa
juga disebut negatif yang bisa merugikan orang lain maupun dirinya sendiri,akan
tetapi sebenarnya punk tersebut tidak semuanya negatif,ada pula hal yang
positif.tidak memiliki teman atau sering dikucilkan oleh masyarakt
sekitar,sehingga mereka merasa kurang percaya diri dalam lingkungan
masyarakat.dengan memberikan informasi berkaitan dengan pemikiran yang tepat
yang dilakukan dalam proses diagnosis dapat melakukan tindakan penyelesaian
masalah.
Jika tidak cepat dalam
menyelesaikan masalah,maka yang akan terjadi yaitu :
1. Masyarakat selalu mengucilkan para anak punk.
2. Salalu direndahkan.
3. Anak punk akan menjadi lebih buruk dari sebelumnya,sehingga membuat masyarakat berfikiran yang selalu negatif.
4. Anak punk tidak akan mendapatkan penghargaan,walau pun dia sudah menunjukan kekreatifannya terhadap masyarakat.
Rencana selanjutnya yang akan dilakukuan yaitu :
1. Memberikan pengertian terhadap masyarakat jika semua anak punk itu jelek atau negatif,akan tetapi anak punk pun dapat kreatif atau memiliki sifat yang positif.
2. Memberikan pengertian terhadap anak punk kalau budaya kita sangat lah berbeda dengan budaya asing.
3. Memberikan pengarahan kalau menjadi orang yang brutal itu tidak semuanya benar atau baik untuk dirinya sendiri.
1. Masyarakat selalu mengucilkan para anak punk.
2. Salalu direndahkan.
3. Anak punk akan menjadi lebih buruk dari sebelumnya,sehingga membuat masyarakat berfikiran yang selalu negatif.
4. Anak punk tidak akan mendapatkan penghargaan,walau pun dia sudah menunjukan kekreatifannya terhadap masyarakat.
Rencana selanjutnya yang akan dilakukuan yaitu :
1. Memberikan pengertian terhadap masyarakat jika semua anak punk itu jelek atau negatif,akan tetapi anak punk pun dapat kreatif atau memiliki sifat yang positif.
2. Memberikan pengertian terhadap anak punk kalau budaya kita sangat lah berbeda dengan budaya asing.
3. Memberikan pengarahan kalau menjadi orang yang brutal itu tidak semuanya benar atau baik untuk dirinya sendiri.
Sehingga dalam hal ini
dapat digunakan teknik dalam pendekatan behavioralistik, sebagai berikut :
1. Latihan Asertif : Dalam teknik ini klien diminta untuk menyatakan perilaku yang benar dan salah.
1. Latihan Asertif : Dalam teknik ini klien diminta untuk menyatakan perilaku yang benar dan salah.
2. Pengkondisian
Aversi : Dalam teknik ini konselor dapat sedikit membantu untuk menghilangkan
kebiasaan yang tidak baik/buruk.Dengan adanya teknik ini bermaksud untuk
sedikit menghilangkan biasaannya yang kurang baik.
3. Pembentukan Tingkah
laku Model : Dalam teknik ini konselor dapat membantu/membentuk tingkah laku
yang baru pada klien dan baik.contohnya konselor dapat meberikan contoh
model/artis populer yang dikagumi oleh klien,.
Sehingga dapat di
lakukan dengan menggunakan teknik dalam humanistik sebagai berikut :
1. Acceptance (penerimaan), dalam teknik ini konselor harus bisa menerima keadaan kliennya.baik itu keadaan yang baik maupun yang baik,sehinnga anak punk tersebut merasa nyaman dan tenang,tidak merasa grogi maupun merasa bersalah agar antara konselor dan klien bisa menjadi akrab seperti teman yang lainnya.
1. Acceptance (penerimaan), dalam teknik ini konselor harus bisa menerima keadaan kliennya.baik itu keadaan yang baik maupun yang baik,sehinnga anak punk tersebut merasa nyaman dan tenang,tidak merasa grogi maupun merasa bersalah agar antara konselor dan klien bisa menjadi akrab seperti teman yang lainnya.
2. Respect (rasa
hormat),Konselor harus bisa menghormati pendapat dari klien agar klien bisa
mengutarakan apa yang dia ingin bicarakan.
3. Understanding
(pemahaman), konselor harus dapat memahami pilihan yang sudah diputuskan oleh
klien menjadi anak punk,konselor juga harus dapat memahami tentang apa itu punk
rock secara baik.
4. Reassurance
(menentramkan hati), dalam teknik ini konselor harus dapat menenangkan hati
kliennya yang sedang mengalami kemarahan/emosi yang sangat tinggi.
5. Encouragement
(memberi dorongan), Konselor harus bisa memberikan motivasi yang positif dengan
klien agar klien bisa berbuat yang lebih baik,dan konselor juga bisa memotivasi
klien agar menjadi orang yang lebih kreatif lagi agar dapat diterima
dilingkungan masyarakat sekitar dan masyarakat tidak hanya memandang sebelah
mata anak punk,sehingga masyarakat dapat menerima karya dari anak punk tersebut/kliennya.
Evaluasi
Langakah yang efektif sudah dilakukan,dalam langkah ini untuk membantu anak punk untuk berfikir yang lebih baik lagi dan tidak membuat kericuhan dalam menonton koser maupun didaerah orang lain, atau membantu klien kembali memecahkan masalah-masalah baru yang yang menurutnya tidak bisa diselesaikan dengan dirinya sendiri maupun kelompok berkaitan dengan masalah semula jika konseling yang pertama gagal. Dalam kasus ini konselor dapat melakukan evaluasi dengan cara memantau tingkah laku klien apakah sudah dapat diterima masyarakat dan sudah tidak bertindak brutal,sehingga konseling tersebut tidak gagal atau pun sia-sia.
Langakah yang efektif sudah dilakukan,dalam langkah ini untuk membantu anak punk untuk berfikir yang lebih baik lagi dan tidak membuat kericuhan dalam menonton koser maupun didaerah orang lain, atau membantu klien kembali memecahkan masalah-masalah baru yang yang menurutnya tidak bisa diselesaikan dengan dirinya sendiri maupun kelompok berkaitan dengan masalah semula jika konseling yang pertama gagal. Dalam kasus ini konselor dapat melakukan evaluasi dengan cara memantau tingkah laku klien apakah sudah dapat diterima masyarakat dan sudah tidak bertindak brutal,sehingga konseling tersebut tidak gagal atau pun sia-sia.
Komentar
Posting Komentar